Kenali perbedaan gumoh dan muntah pada bayi – Bayi yang baru lahir seringkali mengalami gumoh atau muntah. Kedua hal ini memang terlihat mirip, tapi sebenarnya memiliki penyebab dan penanganan yang berbeda. Kalau kamu sedang bingung membedakannya, tenang! Yuk, simak penjelasannya di sini!
Gumoh dan muntah pada bayi bisa jadi hal yang wajar, tapi kalau sampai terjadi terus-menerus atau disertai gejala lain, bisa jadi pertanda masalah kesehatan. Makanya, penting banget untuk memahami perbedaan keduanya, agar kamu bisa memberikan penanganan yang tepat untuk si kecil.
Perbedaan Gumoh dan Muntah pada Bayi
Pernahkah kamu melihat bayi mungilmu mengeluarkan isi perut? Kamu mungkin bertanya-tanya, apakah itu gumoh atau muntah? Kedua hal ini memang terlihat mirip, tapi sebenarnya punya perbedaan yang cukup signifikan. Nah, buat kamu yang lagi belajar jadi orang tua, yuk simak penjelasan selengkapnya tentang gumoh dan muntah pada bayi!
Pengertian Gumoh dan Muntah
Gumoh dan muntah merupakan dua hal yang sering terjadi pada bayi. Meskipun keduanya melibatkan keluarnya isi perut, tapi penyebab dan gejalanya berbeda. Yuk, kita bahas satu per satu.
Gumoh
Gumoh pada bayi adalah keluarnya sedikit makanan atau susu dari mulut bayi. Biasanya terjadi setelah makan atau saat bayi bersendawa. Gumoh ini biasanya terjadi karena sistem pencernaan bayi masih belum sempurna, sehingga makanan atau susu yang masuk ke perutnya mudah naik kembali ke kerongkongan.
Muntah
Muntah pada bayi adalah keluarnya isi perut dalam jumlah yang lebih banyak dan lebih kuat. Muntah biasanya disertai dengan rasa mual dan bayi mungkin terlihat tidak nyaman. Muntah pada bayi bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti infeksi, alergi, atau gangguan pencernaan.
Perbedaan Gumoh dan Muntah
Agar lebih mudah memahami perbedaan gumoh dan muntah, yuk lihat tabel perbandingan berikut:
Ciri | Gumoh | Muntah |
---|---|---|
Jumlah isi perut yang keluar | Sedikit | Banyak |
Kekuatan keluarnya isi perut | Lembut | Kuat |
Frekuensi | Sering terjadi, terutama setelah makan | Jarang terjadi |
Penyebab | Sistem pencernaan belum sempurna, terlalu banyak makan, bersendawa tidak sempurna | Infeksi, alergi, gangguan pencernaan |
Gejala lain | Tidak ada gejala lain | Mual, bayi terlihat tidak nyaman |
Penyebab Gumoh
Gumoh pada bayi merupakan hal yang normal dan sering terjadi. Ini biasanya bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan, dan biasanya hilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia bayi. Namun, ada beberapa penyebab gumoh yang perlu diperhatikan.
Penyebab Umum Gumoh, Kenali perbedaan gumoh dan muntah pada bayi
Gumoh pada bayi biasanya disebabkan oleh beberapa hal, termasuk:
- Makan terlalu banyak: Bayi yang makan terlalu banyak dalam satu waktu mungkin akan gumoh, terutama jika mereka makan dengan cepat.
- Makan terlalu cepat: Bayi yang makan terlalu cepat mungkin akan menelan udara bersamaan dengan susu, yang dapat menyebabkan gumoh.
- Posisi makan yang salah: Bayi yang dipegang dalam posisi yang tidak tepat saat makan juga dapat menyebabkan gumoh. Misalnya, jika bayi terlalu miring ke belakang, susu dapat lebih mudah naik kembali ke kerongkongan.
- Refluks gastroesofageal (GERD): GERD adalah kondisi di mana asam lambung naik kembali ke kerongkongan. Hal ini dapat menyebabkan gumoh, muntah, dan rasa tidak nyaman pada bayi.
Cara Makan yang Salah
Cara makan yang salah dapat menjadi penyebab gumoh pada bayi. Berikut beberapa contohnya:
- Memberi makan bayi dalam posisi terlentang: Posisi ini dapat membuat susu lebih mudah naik kembali ke kerongkongan.
- Memberi makan bayi terlalu cepat: Bayi membutuhkan waktu untuk mengisap dan menelan susu. Jika Anda memberi makan bayi terlalu cepat, ia mungkin akan menelan udara bersamaan dengan susu, yang dapat menyebabkan gumoh.
- Memberi makan bayi terlalu banyak: Bayi yang baru lahir memiliki lambung yang kecil. Jika Anda memberi makan bayi terlalu banyak, ia mungkin tidak dapat menampung semua susu, dan akan gumoh.
Refluks Gastroesofageal (GERD)
Refluks gastroesofageal (GERD) adalah kondisi di mana asam lambung naik kembali ke kerongkongan. Hal ini dapat menyebabkan gumoh, muntah, dan rasa tidak nyaman pada bayi. Beberapa tanda GERD pada bayi antara lain:
- Gumoh yang sering dan kuat
- Muntah
- Menangis atau rewel saat makan
- Kehilangan berat badan
- Sulit menelan
- Batuk atau sesak napas
Jika Anda menduga bayi Anda mengalami GERD, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter dapat memberikan pengobatan yang tepat untuk membantu mengurangi gejala GERD.
Penyebab Muntah
Muntah adalah refleks tubuh yang bertujuan untuk mengeluarkan isi perut melalui mulut. Ini adalah hal yang umum terjadi pada bayi, dan sebagian besar kasus tidak perlu dikhawatirkan. Namun, ada beberapa penyebab muntah pada bayi yang memerlukan perhatian medis.
Infeksi
Infeksi adalah salah satu penyebab umum muntah pada bayi. Virus atau bakteri dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan, yang menyebabkan muntah, diare, dan demam. Contohnya adalah infeksi rotavirus, yang sering menyebabkan muntah dan diare pada bayi dan anak kecil. Infeksi ini biasanya berlangsung selama beberapa hari dan sembuh dengan sendirinya.
Obstruksi Usus
Obstruksi usus terjadi ketika ada sesuatu yang menghalangi aliran makanan melalui usus. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
- Penyumbatan usus akibat benda asing
- Volvulus, yaitu putaran usus yang menghalangi aliran makanan
- Hernia, yaitu keluarnya organ dari rongga perut
Obstruksi usus dapat menyebabkan muntah yang hebat, perut kembung, dan nyeri perut. Jika bayi Anda mengalami gejala ini, segera hubungi dokter.
Ciri-ciri Gumoh
Gumoh merupakan proses keluarnya sedikit makanan atau susu dari mulut bayi. Biasanya terjadi setelah makan atau saat bayi sedang bersendawa. Gumoh biasanya terjadi karena sistem pencernaan bayi masih dalam proses berkembang dan belum sempurna.
Ciri-ciri Umum Gumoh
Gumoh pada bayi biasanya memiliki ciri-ciri yang khas, yaitu:
- Volume kecil: Gumoh biasanya hanya mengeluarkan sedikit makanan atau susu, tidak seperti muntah yang biasanya mengeluarkan banyak.
- Frekuensi sering: Gumoh dapat terjadi beberapa kali dalam sehari, terutama setelah makan.
- Tidak disertai rasa sakit: Gumoh biasanya tidak membuat bayi merasa sakit, mereka mungkin hanya terlihat terkejut atau terganggu.
- Warna dan tekstur: Gumoh biasanya berwarna putih atau kuning dan bertekstur cair atau seperti susu.
Contoh Ilustrasi Gumoh
Bayangkan seorang bayi yang baru saja selesai menyusu. Beberapa menit kemudian, bayi tersebut mengeluarkan sedikit susu dari mulutnya. Susu tersebut tidak keluar dengan paksa, melainkan keluar secara perlahan dan tidak disertai dengan muntah atau rasa sakit. Bayi tersebut mungkin hanya terlihat terkejut atau terganggu, namun tetap tenang dan tidak menangis.
Perbedaan Gumoh dan Muntah
Ciri | Gumoh | Muntah |
---|---|---|
Volume | Sedikit | Banyak |
Frekuensi | Sering | Jarang |
Rasa Sakit | Tidak | Ya |
Warna dan Tekstur | Putih atau kuning, cair atau seperti susu | Berwarna hijau, kuning, atau cokelat, bertekstur kental |
Perilaku Bayi | Terkejut atau terganggu | Menangis, gelisah, dan mungkin muntah dengan paksa |
Ciri-ciri Muntah
Nah, kalau gumoh biasanya terjadi setelah makan dan berupa cairan yang sedikit, muntah itu beda. Muntah pada bayi biasanya terjadi lebih kuat dan disertai dengan keluarnya isi perut, bahkan bisa sampai keluar semua! Yuk, kita bahas lebih lanjut ciri-ciri muntah pada bayi.
Ciri-ciri Umum Muntah
Muntah pada bayi biasanya disertai dengan beberapa ciri khas, lho. Misalnya, warna dan bau muntahannya. Perhatikan baik-baik ya!
- Warna: Warna muntahan bayi bisa bervariasi, mulai dari putih susu, kuning kehijauan, sampai hijau tua. Warna kuning kehijauan bisa menandakan bahwa bayi mengalami refluks asam lambung, sedangkan warna hijau tua bisa menandakan infeksi.
- Bau: Bau muntahan bayi juga bisa menjadi petunjuk kondisi kesehatannya. Bau asam biasanya menandakan refluks asam lambung, sedangkan bau busuk bisa menandakan infeksi.
- Jumlah: Jumlah muntahan juga bisa berbeda-beda. Ada bayi yang hanya muntah sedikit, tapi ada juga yang muntah sampai keluar semua isi perutnya.
- Frekuensi: Frekuensi muntah pada bayi juga perlu diperhatikan. Jika bayi muntah sering dan terus-menerus, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Muntah Proyektil
Muntah proyektil adalah jenis muntah yang terjadi dengan sangat kuat dan tiba-tiba, sehingga muntahan bisa menyembur keluar dengan jarak yang jauh. Bayi yang mengalami muntah proyektil biasanya akan tiba-tiba menyemburkan muntahannya ke arah yang berbeda-beda. Hal ini bisa terjadi karena adanya penyumbatan di saluran pencernaan, atau kondisi medis lainnya.
Contoh Ilustrasi Muntah
Bayangkan, kamu sedang menggendong bayi kamu yang baru berusia 3 bulan. Tiba-tiba, dia menggeliat dan meringis. Kemudian, dia menyemburkan muntahan berwarna kuning kehijauan dengan jarak yang cukup jauh. Muntahannya berbau asam dan sedikit berbusa. Itulah contoh muntah proyektil yang bisa terjadi pada bayi.
Bingung bedain gumoh dan muntah si kecil? Tenang, gak perlu panik dulu. Muntah biasanya lebih kuat dan keluar lebih banyak, sedangkan gumoh lebih seperti keluarnya sedikit ASI atau susu formula. Nah, kalau kamu lagi khawatir tentang kesehatan si kecil, tenang aja, sekarang akses ke layanan kesehatan makin mudah, lho.
Seperti yang ditulis di artikel ini , Halodoc hadir dengan dukungan investor kuat untuk mempermudah akses kesehatan di Indonesia. Jadi, kalau kamu butuh konsultasi atau informasi lebih lanjut tentang gumoh dan muntah, kamu bisa langsung hubungi dokter di Halodoc, deh!
Kapan Perlu ke Dokter
Gumoh dan muntah pada bayi memang umum terjadi, terutama pada bayi yang baru lahir. Namun, ada beberapa kondisi yang memerlukan perhatian medis. Jika kamu melihat tanda-tanda tertentu, jangan ragu untuk segera membawa bayi ke dokter.
Tanda-tanda Bayi Perlu Perhatian Medis
Ada beberapa tanda yang menandakan bahwa gumoh atau muntah pada bayi mungkin merupakan kondisi serius. Beberapa di antaranya adalah:
- Bayi muntah dengan kuat dan proyektil, seperti air mancur.
- Muntah berwarna hijau atau kuning.
- Muntah bercampur darah atau lendir.
- Bayi mengalami demam tinggi.
- Bayi tampak lesu dan tidak bersemangat.
- Bayi mengalami kesulitan bernapas.
- Bayi mengalami diare.
- Bayi mengalami penurunan berat badan yang signifikan.
Kapan Harus ke Dokter
Berikut adalah beberapa kondisi yang memerlukan kunjungan ke dokter jika bayi gumoh atau muntah:
Kondisi | Keterangan |
---|---|
Bayi muntah dengan kuat dan proyektil | Ini bisa menjadi tanda penyumbatan usus atau masalah pencernaan lainnya. |
Muntah berwarna hijau atau kuning | Ini bisa menjadi tanda infeksi atau masalah empedu. |
Muntah bercampur darah atau lendir | Ini bisa menjadi tanda perdarahan atau masalah pencernaan yang serius. |
Bayi mengalami demam tinggi | Ini bisa menjadi tanda infeksi. |
Bayi tampak lesu dan tidak bersemangat | Ini bisa menjadi tanda dehidrasi atau masalah kesehatan yang serius. |
Bayi mengalami kesulitan bernapas | Ini bisa menjadi tanda penyumbatan saluran pernapasan atau masalah pernapasan lainnya. |
Bayi mengalami diare | Ini bisa menjadi tanda dehidrasi atau infeksi. |
Bayi mengalami penurunan berat badan yang signifikan | Ini bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang serius, seperti malnutrisi atau masalah pencernaan. |
Cara Mengatasi Gumoh: Kenali Perbedaan Gumoh Dan Muntah Pada Bayi
Gumoh merupakan kondisi yang sering terjadi pada bayi, terutama di bulan-bulan pertama kehidupannya. Hal ini karena sistem pencernaan mereka masih berkembang dan belum sempurna. Walaupun seringkali tidak berbahaya, gumoh yang berlebihan bisa menjadi tanda masalah kesehatan tertentu. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mengatasi gumoh pada bayi dan kapan harus berkonsultasi dengan dokter.
Tips Mengurangi Gumoh
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi gumoh pada bayi. Berikut adalah beberapa tipsnya:
- Berikan ASI atau susu formula sedikit demi sedikit. Bayi yang baru lahir memiliki lambung yang kecil, sehingga mereka tidak bisa menelan banyak makanan sekaligus. Memberikan ASI atau susu formula dalam jumlah kecil dan sering bisa membantu mengurangi gumoh.
- Hindari memberi makan bayi saat terburu-buru atau dalam keadaan stres. Ketika bayi makan dalam keadaan terburu-buru atau stres, mereka cenderung menelan banyak udara, yang bisa menyebabkan gumoh.
- Usapkan punggung bayi setelah makan. Usapan lembut di punggung bayi setelah makan dapat membantu mengeluarkan udara yang tertelan.
- Jangan langsung meletakkan bayi tidur setelah makan. Biarkan bayi tetap dalam posisi tegak selama 30 menit setelah makan untuk membantu mencegah gumoh.
- Pilih dot dengan lubang yang sesuai. Lubang dot yang terlalu besar dapat menyebabkan bayi menelan banyak udara dan meningkatkan risiko gumoh.
Posisi Tidur yang Tepat
Posisi tidur bayi juga dapat memengaruhi risiko gumoh. Berikut adalah beberapa tips posisi tidur yang tepat untuk mengurangi gumoh:
- Tidurkan bayi dengan posisi telentang. Posisi ini membantu mencegah bayi muntah ke saluran pernapasan.
- Tinggikan kepala bayi dengan bantal atau handuk. Meninggikan kepala bayi dapat membantu mencegah muntahan mengalir kembali ke kerongkongan.
- Hindari meletakkan bayi tidur di atas perut. Posisi ini dapat meningkatkan risiko gumoh dan sesak napas.
Teknik Menyusui yang Benar
Teknik menyusui yang benar juga dapat membantu mengurangi gumoh. Berikut adalah beberapa tipsnya:
- Pastikan bayi menempel dengan benar pada puting. Bayi harus menempel pada puting dengan mulut terbuka lebar, bibir menempel pada puting, dan dagu menyentuh dada.
- Hindari menukar payudara terlalu cepat. Biarkan bayi mengosongkan satu payudara terlebih dahulu sebelum beralih ke payudara lainnya.
- Berikan jeda saat menyusui. Jika bayi terlihat lelah atau ingin berhenti menyusu, berikan jeda sebentar sebelum melanjutkan.
Cara Mengatasi Muntah
Muntah pada bayi memang bisa jadi bikin panik, tapi tenang, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk bantu si kecil. Jangan lupa, konsultasi dengan dokter jika muntahnya terus-menerus atau disertai gejala lain, ya!
Cara Mengatasi Muntah pada Bayi
Muntah pada bayi bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari masalah pencernaan hingga infeksi. Berikut beberapa cara untuk mengatasi muntah pada bayi:
- Berikan ASI atau susu formula sesuai kebutuhan. Jika bayi muntah, jangan langsung menghentikan pemberian ASI atau susu formula. Sebaliknya, berikan ASI atau susu formula dalam jumlah kecil dan sering. Ini membantu menjaga cairan tubuh bayi tetap tercukupi.
- Hindari makanan padat yang sulit dicerna. Jika bayi sudah mulai makan makanan padat, sementara dia muntah, cobalah hindari makanan yang sulit dicerna seperti makanan berlemak tinggi, makanan pedas, dan makanan yang mengandung banyak serat.
- Berikan posisi nyaman untuk bayi. Saat bayi muntah, cobalah untuk menidurkannya dengan posisi miring ke samping. Posisi ini membantu mencegah muntahan masuk ke saluran pernapasan bayi.
- Jaga kebersihan bayi. Setelah bayi muntah, bersihkan mulut dan tubuhnya dengan air bersih. Pastikan juga untuk mencuci tangan dengan sabun dan air bersih setelah membersihkan muntahan bayi.
Menjaga Bayi Tetap Terhidrasi
Dehidrasi bisa menjadi masalah serius bagi bayi, terutama jika mereka muntah. Berikut beberapa cara untuk menjaga bayi tetap terhidrasi selama muntah:
- Berikan ASI atau susu formula lebih sering. Jika bayi muntah, berikan ASI atau susu formula dalam jumlah kecil dan sering.
- Berikan cairan elektrolit. Jika bayi mengalami dehidrasi, dokter mungkin akan merekomendasikan cairan elektrolit untuk membantu mengganti cairan dan elektrolit yang hilang.
- Hindari minuman manis. Minuman manis seperti soda dan jus dapat memperburuk muntah dan dehidrasi.
Memberikan Obat Muntah
Obat muntah tidak selalu direkomendasikan untuk bayi. Jika bayi muntah, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran yang tepat. Dokter mungkin akan meresepkan obat muntah jika muntah disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti infeksi atau penyakit.
Pencegahan Gumoh
Gumoh merupakan hal yang normal terjadi pada bayi, terutama di bulan-bulan pertama kehidupannya. Hal ini disebabkan oleh sistem pencernaan mereka yang masih berkembang dan otot-otot esofagus mereka belum sepenuhnya kuat. Tapi, tenang, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi risiko gumoh pada si kecil!
Posisi Tidur
Tidur dengan posisi telentang terbukti efektif dalam mencegah gumoh. Posisi ini membantu menjaga agar isi lambung tetap berada di tempatnya dan tidak mudah naik ke kerongkongan. Hindari menidurkan bayi dengan posisi tengkurap, karena hal ini bisa meningkatkan risiko gumoh dan bahkan gangguan pernapasan.
Cara Menyusui yang Benar
Cara menyusui yang benar juga penting untuk mencegah gumoh. Pastikan bayi menempel dengan baik pada puting, dengan mulut terbuka lebar dan dagu menyentuh dada. Hal ini membantu bayi menghisap ASI dengan efektif dan mengurangi risiko tertelan udara yang bisa menyebabkan gumoh.
Tips Lainnya
- Berikan ASI atau susu formula dengan jumlah sedikit tapi sering.
- Sendirikan bayi setelah makan selama 20-30 menit untuk membantu pencernaan.
- Hindari menggendong bayi secara vertikal langsung setelah makan.
- Pilih botol susu dengan puting yang berlubang kecil agar bayi tidak minum terlalu cepat.
- Hindari memberikan bayi minuman berkarbonasi atau jus buah.
Pencegahan Muntah
Muntah pada bayi bisa menjadi pengalaman yang menegangkan bagi orang tua. Meskipun muntah merupakan reaksi alami tubuh terhadap iritasi atau infeksi, mencegahnya tetap penting untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan si kecil. Ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk meminimalisir risiko muntah pada bayi.
Jaga Kebersihan Tangan
Salah satu cara paling efektif untuk mencegah muntah pada bayi adalah dengan menjaga kebersihan tangan. Bakteri dan virus penyebab muntah dapat menempel pada tangan dan kemudian berpindah ke mulut bayi. Pastikan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum menyentuh bayi, terutama setelah menggunakan toilet, mengganti popok, atau memegang benda-benda yang kotor.
Hindari Makanan Pemicu Muntah
Beberapa makanan dapat memicu muntah pada bayi, seperti makanan pedas, berlemak, atau mengandung banyak gas. Makanan yang sulit dicerna juga bisa menjadi penyebab muntah. Untuk menghindari muntah, perhatikan jenis makanan yang diberikan kepada bayi dan konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan rekomendasi yang tepat.
- Hindari memberi bayi makanan yang terlalu pedas, berlemak, atau bergas.
- Pilih makanan yang mudah dicerna, seperti nasi tim, bubur, atau buah-buahan yang lembut.
- Berikan makanan dalam porsi kecil dan sering.
- Jangan memaksa bayi untuk makan jika mereka menolak.
Hindari Paparan Asap Rokok
Asap rokok merupakan salah satu faktor risiko muntah pada bayi. Asap rokok mengandung zat-zat berbahaya yang dapat mengiritasi saluran pernapasan dan pencernaan bayi, sehingga memicu muntah. Usahakan untuk menghindari paparan asap rokok di sekitar bayi.
Hindari Alergen
Beberapa bayi memiliki alergi terhadap makanan tertentu, seperti susu sapi, telur, atau kacang tanah. Alergi dapat menyebabkan muntah, diare, dan gejala lainnya. Jika bayi mengalami muntah setelah mengonsumsi makanan tertentu, segera konsultasikan dengan dokter anak untuk mengetahui penyebabnya.
Posisi Tidur yang Tepat
Posisi tidur yang tepat dapat membantu mencegah muntah pada bayi. Hindari meletakkan bayi tidur tengkurap, karena posisi ini dapat meningkatkan risiko muntah. Tidurkan bayi dengan posisi telentang atau miring ke samping.
Berikan ASI atau Susu Formula Sesuai Kebutuhan
Bayi yang terlalu banyak diberi ASI atau susu formula dapat mengalami muntah. Berikan ASI atau susu formula sesuai dengan kebutuhan bayi, jangan berlebihan. Jika bayi menunjukkan tanda-tanda lapar, segera beri ASI atau susu formula.
Berikan Bayi Obat-obatan Sesuai Rekomendasi Dokter
Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan muntah pada bayi. Berikan obat-obatan kepada bayi sesuai dengan rekomendasi dokter. Jangan memberikan obat-obatan kepada bayi tanpa resep dokter.
Perhatikan Tanda-tanda Muntah yang Serius
Muntah pada bayi umumnya tidak berbahaya, namun ada beberapa tanda-tanda muntah yang serius yang perlu diwaspadai. Segera hubungi dokter anak jika bayi mengalami muntah yang disertai dengan demam tinggi, diare, penurunan berat badan, atau kesulitan bernapas.
Penutupan Akhir
Gumoh dan muntah pada bayi memang sering membuat orang tua khawatir. Tapi dengan memahami perbedaan keduanya dan penyebabnya, kamu bisa lebih tenang dalam menghadapinya. Ingat, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika si kecil mengalami gumoh atau muntah yang berlebihan, disertai demam, atau gejala lain. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!